PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: THE SELF AND FRUSTASI



BAB I
PENDAHULUAN


Seiring dengan bertambahnya usia anak-anak dan juga berkembangnya tingkat berpikir anak, maka ada tahap-tahapan dimana seorang anak mengalami perubahan dalam hidupnya, baik perubahan dalam bentuk fisik maupun tingka kecerdasannya. Begitu juga perkembangan anak yang akan berakhir seiring dengan semakin dewasanya anak tersebut.
Masa kanak-kanak sering disebut masa estetika, masa indera, dan masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan. Disebut masa indera, karena pada masa ini indera berkembang pesat dan merupakan kelanjutan dari perkembangan selanjutnya. Berkat kepesatan perkembangan itulah, dia senang mengadakan eksplorasi. Kemudian disebut dengan masa menentang. Masa itu disebut juga Masa Raja Kecil atau Masa Trotz Alter dengan sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan, yang ditampilkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang di sekitarnya. Perkembangan seperti itu antara lain disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, yang dapat berbeda dengan orang lain. Kesadaran itu merupakan awal dari usaha untuk mewujudkan diri (self realization) sebagai satu diri (individu), dengan menunjukkan bahwa dirinya tidak sama dengan orang lain.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang tahap-tahap perkembangan awal anak dan akhir pada masa kanank-kanak.
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Awal Masa Anak
Masa ini berlangsung mulai dari umur 2 tahun sampai 6 tahun. Pada masa ini pun peranan ibu kini beralih dari perpanjangan evolusi alamiah kekuatan budaya. Tugas ibu kini adalah mendorong pola – pola kelakuan yang memungkinkan anak mengambil tempat dalam masyarakat manusia. Masa ini pun kita akan melihat bagaimana bayi yang sebelumnya sangat tergantung penuh pada sang ibu, kini mereka harus berusaha bergerak untuk melepaskan kemandiriannya secara perlahan – lahan, tetapi tidak dipungkiri seorang ibu akan selalu membantunya walaupun tidak secara penuh.[1]
 Anak-anak pada masa ini bersifat meniru, banyak bermain dengan lelakon (sandiwara) atau khayalan, yang kadang-kadang dapat membantu dalam mengatasi kekurangan-kekurangannya dalam kenyataan. Kegiatan yang bermacam-macam itu akan memberikan ketrampilan dan pengalaman-pengalaman terhadap si anak.[2]
Perkembangan yang terjadi pada periode ini dari segi perkembangan Psikososial adalah :
a.              Perkembangan fisik dan motorik
b.             Perkembangan intelektual (pengertian)
c.              Perkembangan berbicara (bahasa)
d.             Perkembangan emosi

1.      Perkembangan Fisik dan motorik
Pada usia 3-6 tahun, seorang anak tumbuh dengan cepat, namun tidak secepat masa sebelumnya. Pada sekitar 3 tahun, seorang anak mulai kehilangan bentuk kebayiannya dan mulai mengambil bentuk masa kanak-kanak yang ramping dan atletis.[3]
Perkembangan Awal masa anak dimulai dengan berubahnya seluruh aspek yang ada baik dalam segi psikis maupun fisik anak.
-          Perkembangan fisik pada awal anak seperti Tinggi badan,berat badan, perbandingan tubuh, postur tubuh tulang dan otot,lemak dan gigi.
-          Kebiasaan fisiologis
Dalam awal masa anak-anak,kebiasaan fisiologis yang dasarnya sudah diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Tidak perlu di sediakan makanan khusus dan anak belajar makan pada waktu-waktu tertentu. Jumlah tidur yang dibutuhkan sehari hari berbeda, bergantung pada berbagai faktor tertentu seperti banyaknya latihan atau kegiatan disiang harinya yang dilakukan.
-          Ketrampilan pada  awal masa anak
a.       Ketrampilan tangan dalam makan, berpakaian sendiri,menyisir rambut,mandi mengikatb tali sepatu tanpa bantuan sma sekali.
b.      ketrampilan kaki spt berjalan, melompat, berlari cepat dll.
-          Kemaujuan dalam bidang berbicara dalam masa awal anak
Masa anak-anak, yang tadinya hanya mampu mengucapkan kata_kata yang belum elas dan sempurna, dan hanya mengucapkan kata-kata tertentu  saja, sudah mulai mampu menambah kosa kata dan membentuk kalimat yang sempurna.Dlam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya anak yang berbicara :
a.       intelegensi                                                
b.      Jenis disiplin                                 
c.       posisi urutan kelahiran                 
d.      besarnya keluarga                         
e.       status sosial ekonomi
f.       status ras
g.      penggolongan peran
2.      Perkembangan Emosi[4]
Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal. Penyebab emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit.
 Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain ; kecerdasan, anak yang cerdas lebih aktif dalam menjelajahi lingkungannya dan lebih banyak bertanya daripada anak yang kecerdasannya lebih rendah. Perbedaan seks, dalam emosi terutama karena tekanan sosial untuk mengungkapkan emosi sesuai dengan kelompoknya. Besarnya keluarga juga sangat mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Lingkungan sosial rumah memainkan peranan yang penting dalam menimbulkan sering dan kuatnya rasa marah anak-anak, misalnya bila ada tamu di rumah. Jenis disiplin dan metode latihan anak juga mempengaruhi frekuensi dan intensitas ledakan amarah anak. Semakin orang tua otoriter, semakin besar kemungkinan anak bereaksi dengan amarah.
 Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak adalah :
a.       Amarah
b.        Takut
c.         Cemburu
d.        Ingin tahu
e.         Iri hati
f.         Gembira
g.        Sedih
h.        Kasih sayang
-          Perkembangan sosialisasi pada awal masa anak-anak, pola sosial nya seperti [5]:
      ~ meniru                                              ~simpati
     ~persaingan                                         ~empati
     ~kerjasama                                          ~dukungan sosial
     ~membagi                                           ~perilaku akrab
-          Perkembangan Moral
Dalam masa awal anak, perkembangan moral masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelaari / menerapkan prinsip-prinsip abstral tentang benar / salah.
Awal masa anak ditandai oleh moralitas dengan paksaan, suatu masa dimana anak belajar mematuhi peraturan secra otomatis melalui hukuman dan pujian. Periode ini juga merupakan masa penegakan disiplin dengan cara yang berbeda, ada yang dikenakan dispilin otoriter,lemah dan demokratis.
Tugas-tugas perkembangan pada fase awal masa anak-anak meliputi :
1.      Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu , ayah, dan nama-nama benda sederhana yang ada di sekelilingnya.
2.      Belajar membedakan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
3.      Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, saudara kandung, dan orang-orang di sekelilingnya.
4.      Belajar membedakan antara hal-hal yang baik dengan yang buruk , juga antara hal-hal yang benar dan salah, serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
5.      Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana tentang kenyataan sosial dan alam, serta mempersiapkan diri untuk membaca.
 Dengan demikian, belajar berbicara, membedakan jenis kelamin, mengadakan hubungan emosional, belajar konsep (pengertian) dapat dikatakan sebagai tugas perkembangan masa anak-anak awal yang berkaitan dengan segi perkembangan psikososialnya yang selanjutnya berguna bagi terciptanya hubungan sosial menuju tahap-tahap perkembangan selanjutnya.
2.      ciri-ciri masa kanak-kanak awal[6]
 Adapun ciri-ciri masa kanak-kanak awal adalah :
a.         Usia yang mengandung masalah atau usia sulit
b.         Usia mainan
c.         Usia prasekolah
d.        Usia belajar berkelompok
e.         Usia menjelajah dan bertanya
f.          Usia meniru dan kreatif
3.      Perkembangan Kognitif masa kanak-kanak awal
Jean piaget menamakan masa kanak-kanak awal dari usia 2-7 tahun, sebagai tahap preoperasional, karena anak-anak belum siap untuk terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis. Karakteristik perkembangan dalam tahap utama kedua perkembangan kognitif adalah perluasan penggunaan pemikiran simbolis atau kemampua representasional.[7]
Tabel kemajuan kognitif sepanjang masa kanak-kanak awal
Kemajuan
Nilai Penting
Menggunakan simbol
Anak tidak harus berada dalam kondisi kontak sensorimotorik dengan objek, orang atau peristiwa
Memahami identitas
Anak memahami bahwa perubahan dipermukaan tidak mengubah karakter alamiah sesuatu
Memahami sebab akibat
Anak memahami bahwa peristiwa memiliki sebab
Mampu mengklasifikasi
Anak mengorganisir objek, orang atau peristiwa ke dalam kategori yang memiliki makna
Memahami angka
Anak dapat berhitung dan bekerja dengan angka
Empati
Anak menjadi lebih mampu membayangkan apa yang dirasakan orang lain
Teori pikiran
Anak menjadi lebih dasar akan aktifitas mental dan fungsi pikiran

B.     Perkembangan Akhir Masa Anak-anak
Akhir masa anak-anak yang berlangsung 6 tahun sampai anak mencapai kematangan seksual, yaitu sekitar 13 tahun bagi anak perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki.
Akhir amas anak merupakan periode yang pertumbuhan nya berjalan lambat dan relatif seragam sampai mulai teradi pubertas. Pertumbuhan fisik mengikuti pola seperti: bentuk tubuh (berat badan dan tinggi badan).
Pertumbuhan fisik yang lambat pada akhir masa anak dipengaruhi oleh kesehatan gigi, imunisasi, seks dan intelegensi.
Ketrampilan pada masa akhir anak secara kasar dapat digolongkan ke dalam 4 kelompok besar:
1.      Ketrampilan menolong diri
2.      Ketrampilan sosial
3.      Ketrampilan bermain
4.      Ketrampilan menolong sosial, dan dalam ketrampilan ini dipengaruhi oleh ketrampilan tangan.
Kemampuan berbicara sudah sangat sempurna, ucapan, kosa kata, dan struktur kalimat berkembang pesat namun dalam hal isi pembicaraan cenderung merosot. Pada akhir masa anak, sebagian besar anak mengembangkan kode moral yang dipengaruhi oleh standar moral kelompoknya dan hati nurani yang membimbing perilaku sebagai pengganti pengawasan dari luar yang dipengaruhi pada pada waktu anak masih kecil.
Perkembangan yang terjadi pada mas akhir kanak-kanak antara lain[8] :
a.       Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik cendrung lebih stabil atau tenang, diantaranya :
1.    Tinggi
Kenaikan tinggi pertahun adalah 2 sampai 3 inchi. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inchi dan anak laki-laki 57,5 inchi.
2.    Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3-5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
3.    Perbandingan tubuh
Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik menghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung menjadi lebih besar dan lebih berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
4.    Kesederhanaan
Pebandingan tubuh yang kurang baik yang sangat mencolok pada masa akhir kanak-kanak menyebabkan meningkatnya kesederhanaan pada saat ini.
Disamping itu, kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas tidaknya, juga menambah kesederhanaan.
5.    Pebandingan otot lemak
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas. Anak yang berbentuk endomorfik jaringan lemaknya jauh lebih banyak daripada jaringan otot sedangkan pada tubuh mesomorfik keadaanya terbalik. Pada bentuk tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang melebihi jaringan lainnya sehingga cenderung tampak kurus.
6.    Gigi
Pada permulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai 22 buah gigi tetap. Keempat gigi terakhir, muncul selama masa remaja.[9]
b.    Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7 – 12 tahun), dimana konsep yang semula samar-samar dan tidak jelas sekarang lebih konkret, mampu memecahkan masalah-masalah yang aktual, mampu berpikir logis. Berkurang rasa egosnya, menerima pandangan orang lain, materi pembicaraan lebih ditujukan kepada orang lain. Anak beroikir induktif, berpikir dari hal-hal yang khusus kemudian ditarik kesimpulan ke yang umum. Mareka memiliki pengretian yang lebih baik tentang kinsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak, hubungan antara sebab dan akinat yang ditimbulkan, kemampuan mengelompokkan benda berdasar kriteria tertentu, dan menghitung. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri-ciri suatu objek.
c.       Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Bersamaan dengan masa sekolah, anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja seperti memukul, melempar, menendang , atau menampar. Membaca memiliki peran penting dalam pengembangan bahasa.
d.      Perkembangan Bicara
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berhubungan dengan orang lain. Bertambahnya kosa kata yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Bila pada masa kanak-kanak awal anak berada pada tahap mengobrol, maka  kini kegiatan bicara makin berkurang. Pada umumnya anak perempuan berbicara lebih banyak daripada anak laki-laki karena anak laki-laki berpendapat bahwa terlalu banyak berbicara kurang sesuai dengan perannya sebagai laki-laki.
e.       Minat Membaca
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tetang cerita-cerita khayal. Pada usia 10 – 12 tahun perhatian membaca mencapai puncaknya.  Sifat ingin tahu pada anak laki-laki lebih menonjol daripada anak perempuan.
f.       Perkembangan Moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asih orang tuanya serta perilaku moral dari orang-orang disekitarnya. Pengembangan moral termasuk nilai-nilai agam merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk sikap dan kepribadian anak, misalnya mengenalkan anak pada nilai-nilai agama dan memberikan pengarahan terhadap anak tentang hal-hal yang terpuji dan tercela.
Enam tahap perkembangan moral:
1.      Tahap Pra-konvensional
Pada tahap pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang berlatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan.
2.      Tahap Konvensional
Pada tahap konevensional, memnuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai sesuatu yang berharg pada dirinya sendiri, anak tidak peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang terjadi.  Sikap yang Nampak pada tahap ini  terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan member justifikasi pada ketertiban.
3.      Tahap Pasca-Konvensional
Pada tahap paca-konevnsional ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinisp-prinisp tersebut, terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
g.      Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang. Pergaulan yang semakin luas membawa anak belajar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik tidak diterima oleh teman-temannya. Anak belajar mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima, seperti: amarah, menyakiti perasaan teman, ketakutan dan sebagainya.
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak akhir  tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan social. Orang-orang disekitarnyalah yang banyak mempengaruhi perilaku sosialnya. Dunia sosioemosional anak menjadi semakin kompleks dan berbeda pada masa ini. Interaksi dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan hubungan dengan guru memiliki peran yang penting dalam hidup anak. Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam perkembangan gender dan moral menandai perkembangan anak selama masa kanak-kanak akhir.
Ciri-ciri Emosi Masa kanak-kanak:
1.      Emosi  anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang Nampak. Emosi yang khusus pada anak-anak adalah: kesedihan, kemurungan, ketakutan, ketegangan, kebahagiaan, humor dan sebagainya
2.      Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang bersenda gurau. Mereka akan tampak marah sekali, takut sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun kemudian cepat hilang.
3.      Emosi anak mudah berubah. Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja menangis berubah menjadi tertawa, dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi, dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam waktu yang singkat.
4.      Emosi anak Nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Anak sering menangis, sering marah, sering takut.
5.      Respon emosi anak berbeda-beda. Pada waktu bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur , pengalaman belajar dari lingkungannya membentuk tingkah laku dengan perbedaan emosi secara individual. 
6.      Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya. Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang Nampak dan langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya, misalnya melamun, gelisah, menghisap jari, sering menagis dan sebagainya.
7.      Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Suatu ketika emosi itu begiti kuat, kemudian berkuarng. Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian beribah menjadi kuat. Misalnya: seorang anak memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asing. Kemudian ketika ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya berkurang atau bahkan hilang.
8.      Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional. Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu merupakan  baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orangtuanya. Bila keinginannya tidak terpenuhi ia akan marah. Sebaliknya jika ia merasa senang, bahagia, tanpa melihat tempat dan waktu ia akan tersenyum atau tertawa, meskipun orang lain kadang-kadang tidak mengetahui apa yang dirasakan oleh anak.
h.      Perkembangan sosial
Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan yang disukai cendrung bermain kelompok.
Pengaruh teman sebaya sangat besar baik yang bersifat positif seperti pengembagan konsep diri dan pembentukan diri maupun negatife.[10]
 



DAFTAR PUSTAKA


Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan, Bandung : PT Remadja Rosdakarya, 1987
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remadja Rosdakarya, 2007




[3] E. Papalia, et. al. Psikologi Perkembangan, Jakarta : 2008, hal. 310
[5] Hurlock, EB, 2005. PT GELORA AKSARA PRATAMA hal : 108-179
[7]  E. Papalia, et. al., op cit, hal. 323

0 Response to "PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: THE SELF AND FRUSTASI"

Post a Comment